Sabtu, 20 Februari 2016

tekanan darah

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Tekanan darah adalah salah satu perwujudan kegiatan jantung . Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis tekanan : tekanan sistolik dan diastolic.
Di era modern ini, banyak timbul berbagai masalah mengenai gangguan terhadap tekanan darah pada manusia. Gangguan tersebut diantaranya tekanan darah tinggi yang dikenal dengan sebutan hipertensi serta tekanan darah rendah yang biasanya disebut dengan hipotensi. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor, yang meliputi pola hidup yang tidak sehat, faktor lingkungan sekitar, dan aktivitas yang tidak seimbang dengan kondisi tubuh.
Oleh karena itu setiap manusia harus mengetahui tekanan darah pada dirinya sendiri. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan langkah-langkah pengukuran tekanan darah.  Dengan demikian setiap individu mampu untuk menjaga kesehatannya serta mengatur pola hidupnya dengan baik. Sehingga dapat hidup sehat dan lancar dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

B.RUMUSAN MASALAH
·         Apa yang dimaksud dengan tekanan darah?
·         Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
·         Bagaimana  kriteria dan klasifikasi dari tekanan darah?
·         Apa saja penyakit akibat tekanan darah?
·         Bagimana cara memeriksa tekanan darah?
C.TUJUAN
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi tekanan darah.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui kriteria dan klasifikasi tekanan darah.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja penyakit akibat tekanan darah.
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memeriksa tekanan darah.


BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI TEKANAN DARAH
 Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).
Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Takanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indicator yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan mimimal yang mendesak dinding arteri pada setiap waktu.
Tekanan darah adalah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut: 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.
 Sistolik terjadi saat katub jantung mitral dan trikuspid menutup ketika ventrikel kiri dan kanan berkontraksi mengosongkan darah yang ada di dalamnya dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah besar aorta dan dari ventrikel kanan ke paru-paru melalui pembuluh darah pulmonalis. Darah dari ventrikel kiri ini kaya akan oksigen untuk memberi bahan bakar ke seluruh jaringan tubuh, sementara darah dari ventrikel kanan justru kaya akan karbon dioksida yang akan dikirim ke paru-paru supaya  dibuang ke udara melalui pernafasan.
Sedangkan diastolik terjadi saat katub di aorta dan pulmonalis tertutup akibat arus balik darah yang tadi dilontarkan oleh ventrikel kiri dan kanan
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH
  • USIA
Dapat mempengaruhi tekanan darah karena tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan. Tingkat tekanan darah anak-anak atau remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia (task porce on blood pressure control in children 1987). Anak-anak yang lebih besar (lebih berat atau lebih tinggi) tekanan darahnya lebih tinggi dari pada anak-anak yang lebih kecil dari usia yang sama. Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Lansia tekanan sistoliknya meningkat sehubungan dengan penurunan elastisitas pembuluh.
  • STRES
Takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik, yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
  •  MEDIKASI
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi tekanan darah. Golongan medikasi lain yang mempengaruhi tekanan darah adalah analgesic narkotik, yang dapat menurunkan tekanan darah.
  • VARIASI DIURNAL
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
  • JENIS KELAMIN
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.
·         EMOSI DAN NYERI
emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, juga bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi kaki silang dapat meningkatkan tekanan darah.
·         Miscellaneus faktor
Bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien duduk.
Faktor – faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah :
1.      Kekuataan jantung memompa darah, membuat tekanan yang dilakukan jantung sehingga darah bisa beredar keseluruh tubuh dan di arah dapat kembali ke jantung.
2.      Viskisitas (kekntalan) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah darah yang beredar dalam aliran tubuh.
3.      Tahanan tepi yaitu tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam arterial.

C. KRITERIA DAN KLASIFIKASI
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
- Bayi usia di bawah 1 bulan     : 85/15 mmHg
- Usia 1 - 6 bulan                       : 90/60 mmHg
- Usia 6 - 12 bulan                     : 96/65 mmHg
- Usia 1 - 4 tahun                       : 99/65 mmHg
- Usia 4 - 6 tahun                       : 160/60 mmHg
- Usia 6 - 8 tahun                       : 185/60 mmHg
- Usia 8 - 10 tahun                     : 110/60 mmHg
- Usia 10 - 12 tahun                   : 115/60 mmHg
- Usia 12 - 14 tahun                   : 118/60 mmHg
- Usia 14 - 16 tahun                   : 120/65 mmHg
- Usia 16 tahun ke atas               : 130/75 mmHg
- Usia lanjut                               : 130-139/85-89 mmHg

Kriteria hipertensi menurut WHO:
Seseorang dikatakan mempunyai penyakit tekanan darah tinggi(hipertensi) bila di ukur dalam keadaan istirahat cukup dan kondisi tenang, sistolik ≥ 160 mmHg, diastolik >90 mmHg.
Dan klasifikasi hipertensi di dasarkan pada nilai diastolik :
1.      92-104 mmHg                      :           mild hypertension
2.      105-114 mmHg        :           moderate hypertension
3.      115 mmHg                :           severe hypertension
4.      130 mmHg                :           malignant hypertension
Keadaan sistolik ≥ 160 mmHg dengan diastolik normal disebut hipertensi sistolik. Nilai sistolik yang tinggi dihubungkan dengan resiko pecahnya pembuluh darah. Nilai diastolik yang tinggi dihubungkan dengan resiko gangguan kerja jantung dan ischemia otot jantung. Keadaan tekanan darah yang normal adalah sekitar  <120 mmHg | <80 mmHg.

D. TEMPAT – TEMPAT PENGUKURAN TEKANAN DARAH
  1. Arteri brakial         : arteri yang terletak di siku bagian dalam.
  2. Arteri popliteal      : arteri yang terletak di belakang lutut.
  3. Arteri radial            : arteri yang terletak pada pergelangan tangan yang sejajar dengan ibu jari.
E. CARA MEMERIKSA TEKANAN DARAH
v  Persiapan Alat dan Bahan:
1)    Sphygmomanometer yang terdiri atas:
ž   Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka.
ž   Manchet udara sesuai dengan ukuran anak.
ž   Selang karet.
ž   Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup.
2)  Stetoskop.
3) Buku catatan tanda vital

v  Jenis-jenis tensimeter
Ada 2 jenis tensimeter
1.      Tensimeter air raksa
Tensimeter raksa adalah alat pengukur tekanan darah yang berbahan dasar raksa sebagai indicator pengukuran. Tensimeter jenis ini memiliki keunggulan pada tingkat akurasi yang sangat bagus.
Merupakan tensimeter konvensional. Tensimeter air raksa sedikit berbahaya apabila alat pecah dan sampai terpapar kulit. Tingkat keakuratan manual jauh lebih tinggi dari yang digital, bahkan menyebabkan keracunan logam berat mercury.
2.      Tensimeter digital
Tensimeter digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara digital (otomatis). Tensimeter digital itu akurat, berbeda dengan tensimeter air raksa yang memerlukan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan sistolik dan diastolic.
       Tensimeter digital memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, sebagai berikut :
Ø Keunggulan yaitu:
1)      Aman, karena tidak menggunakan air raksa yang beresiko radiasi logam berat.
2)      Praktis, hasil pengukuran langsung ditampilkan pada layar digital.
3)      Multifitur, alat ini biasanya dilengkapi juga dengan beberapa fitur lain yang bermanfaat. Seperti grafik tekanan darah (apakah drah normal atau tidak) dan fitur irreirreguler heart beat.
4)      Tidak perlu pelatihan khusus untuk menggunakannya karena cara penggunaanya tidak jauh beda dengan tensimeter air raksa.
Ø Kelemahan yaitu :
5)      Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah.
6)      Akurasi pengukuran pada tensimeter digital dipengaruhi oleh banyak  factor yaitu kondisi baterai (daya), usia pemakaian (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi)  dan teknologi produk.

v  Tekanan darah dapat di ukur dengan dua metode :
1.         Metode Langsung (Direct Method)
Metode ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer.  Metode ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan  yang  lengkap  dan ketrampilan khusus.
2.         Metode tidak langsung (Inderct Method)
Metode ini menggunakan Sphygmomanometer (tensi meter). Tekanan darah dapat diukur dengan tiga cara yaitu :

1)   Cara Palpasi
Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik. Metode palpasi harus di lakukan sebelum melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan yang diharapkan. Palpasi juga dilakukan bila tekanan darah sulit di dengarkan. Tetapi, dengan Palpasi tekanan diastolic tidak dapat ditentukan dengan akurat.
o   Prosedur Kerja :
1.            Cuci tangan.
2.            Jelaskan prosedur pada klien.
3.            Atur posisi pasien.
4.            Letakkan lengan yang hendak di ukur tekanan darah dengan posisi terlentang.
5.            Lengan baju di buka.
6.            Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar).
7.            Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8.            Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut nadi arteri radialis dekstra tidak teraba.
9.            Pompakan terus setinggi manometer 20mmHg, lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10.        Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup berlawanan arah jarum jam pada pompa udara.
11.        Catat hingga mmHg pada manometer, di mana arteri pertama berdenyut kembali.
12.        Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi.

2)   Cara Auskultasi
  Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu Korotkoff pada tahun 1905. Kedua tekanan sistolis dan diastolis dapat diukur dengan metode ini, dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut.



ü  Prosedur kerja :
 Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak yang paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Mula-mula rabalah arteri brachialis untuk menentukan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan diastolis (yang diketahui dari palpasi). Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam empat fase yang berbeda:
1)         Fase I
Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan makin lama makin keras sewaktu tekanan menurun 10-14 mmHg berikutnya. Ini disebut pula nada letupan.
2)         Fase II
Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan  tekanan 15-20 mmHg.
3)         Fase II
Bunyi sedikit berubah dalam kualitas tetapi menjadi lebih jelas dan keras selama penurunan  tekanan 5-7 mmHg berikutnya.
4)          Fase IV
Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg   berikutnya. Setelah itu bunyi menghilang.
5)          Fase V        
Titik dimana bunyi menghilang.
a.    Permulaan dari fase I yaitu di mana bunyi mula-mula terdengar merupakan tekanan sistol
b.    Permulaan fase IV atau fase V merupakan tekanan diastolis, dengan perbedaan sebagai berikut: Fase IV terjadi pada tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan diastolis intra arterial yang diukur secara langsung.
Fase V terjadi pada tekanan yang sangat mendekati tekanan diastolis intra arterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan latihan otot atau keadaan yang meningkatkan aliran darah, maka fase V jauh lebih rendah dari tekanan diastolis yang sebenarnya. Pada anak-anak, fase IV lebih tepat digunakan sebagai indeks tekanan diastolis. berikutnya.



3)   Cara Osilasi
Dalam metode ini kita hanya melihat osilasi pada manometer. Saat timbulnya pada manometer menunjukkan tekanan sistolik. Tekanan manset terus di turunkan sampai osilasi menghilang yang menunjukkan tekanan diastolik.(10)

Cara memeriksa tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa adalah
1.      Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
2.      Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3.      Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
4.      Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
5.      Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6.      Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGUKUR TEKANAN DARAH
1.      Tentukan anatomi terbaik untuk pengukuran tekanan darah. Hindari penempatan manset saat kateter infuse berada di fosa antekubital dan cairan sedang diteteskan.
2.      Jangan menepatkan manset ke ekstremitas dimana terpasang shunt arterivena, visual atau cangkokan (graft).
3.      Hindari lengan disisi dimana telah dilakukan operasi payudara atau ketiak dan pengangkatan jaringan limfe.
4.      Hindari lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit atau bila lengan bawah telah diamputasi atau tertutup gips atau balutan yang keras.
5.      pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun berbaring. namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai.
6.      pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring, meskipun selisihnya relatif kecil.
7.      tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran.
*       pada orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal.
*      tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darh kasual. Oleh karena itu, sebelum pengukuran tekanan darah, orang sebaiknya beristirhat duduk santai minimal sepuluh menit. Tekanan darah sistolik akan berubah-ubah sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan, sedangkan tekanan darah diastolik relatif ttidak berubah.
*      pada suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali berturut-turut. jika hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang terendah.
8.   ukuran manset (cuff) harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan atas. untuk itu, sebaiknya digunakan ukuran manset yang berbeda untuk anak, dewasa dan orang gemuk.

F. PENYAKIT-PENYAKIT TEKANAN DARAH
1.      HIPERTENSI ( TEKANAN DARAH TINGGI )
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003).
ü  PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Hipertensi Primer
Adalah hipertensi yang disebabkan oleh lingkungan, seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam,  aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok,  konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
2. Hipertensi Sekunder
Adalah hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.
ü  KLASIFIKASI HIPERTENSI
Klasifikasi hipertensi dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan mmHg dibagi menjadi beberapa stadium.
                
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
Di bawah 130 mmHg
Di bawah 85 mmHg
Hipertensi perbatasan
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Hipertensi Ringan (stadium 1)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Hipertensi Sedang (stadium 2)
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Hipertensi Berat (stadium 3)
180-209 mmHg
110-119 mmHg
Hipertensi Maligna (stadium 4)
210 mmHg atau lebih
120 mmHg atau lebih

ü  Patofisiologi hipertensi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
*      Patofisiologi Hipertensi Darah Tinggi
Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karena-nya darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang biasa terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat, sebaliknya jika : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
*      Patofisiologi Hipertensi Kaitannya Dengan Ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena inti berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
*      Patofisiologi Hipertensi Kaitan Dengan Sistem Saraf
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight – or – flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormone epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
*      Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah :
Penurunan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal). Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko.
Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.
• Kebanyakan pasien < 140/90 mm Hg
• Pasien dengan diabetes < 130/80 mm Hg
• Pasien dengan penyakit ginjal kronis < 130/80 mm Hg
Walaupun hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang umum dijumpai, tetapi kontrol tekanan darah masih buruk. Kebanyakan pasien dengan hipertensi tekanan darah diastoliknya sudah tercapai tetapi tekanan darah sistolik masih tinggi. Diperkirakan dari populasi pasien hipertensi yang diobati tetapi belum terkontrol, 76.9% mempunyai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≤90 mmHg.11 Pada kebanyakan pasien, tekanan darah diastolik yang diinginkan akan tercapai apabila tekanan darah sistolik yang diiginkan sudah tercapai. Karena kenyataannya tekanan darah sistolik berkaitan dengan resiko kardiovaskular dibanding tekanan darah diastolik, maka tekanan darah sistolik harus digunakan sebagai petanda klinis utama untuk pengontrolan penyakit pada hipertensi.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan:
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas intervensi diet:
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe 2, dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik denganpembatasan natrium.
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak jenuh berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari.
tekanan darah. Contoh obat: bisoprolol, metoprolol, propanolol, atenolol, carvedilol. Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah. Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
2. Terapi farmakologi
Menurut JNC 7 (2003) ada sejumlah kelompok obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan hipertensi. Berikut ini adalah penjabaran kelompok-kelompok obat tersebut, penjelasan singkat mengenai mekanisme kerja dari masing-masing kelompok obat, serta contoh-contoh obatnya.
  • Diuretics
Diuretik bekerja dengan mengurangi jumlah air dalam sirkulasi darah, melalui efek diuresis (peningkatan produksi urin). Dari sini diharapkan beban jantung dan tekanan darah dapat berkurang. Umumnya bersama dengan pengeluaran air, keluar pula ion natrium dan sejumlah ion lainnya. Contoh obat: hydrochlorothiazide, spironolactone, furosemide.

  • Beta blockers
Jantung memiliki reseptor saraf otonom simpatis tipe β1, yang sifatnya selektif dan hampir hanya ditemukan pada jantung. Perangsangan simpatis berlebihan pada jantung dapat menstimulasi jantung untuk berkontraksi lebih kuat, sehingga penghambatan terhadap kontraksi jantung yang terlalu kuat diharapkan dapat menurunkan
  • Calcium channel blockers 
Ion kalsium berfungsi untuk kontraksi otot jantung. Selama jantung mengalami kontraksi, obat golongan ini menghambat ion kalsium memasuki sel otot jantung, sambil juga membantu vasodilatasi pembuluh darah koroner. Contoh obat: nifedipine, amlodipine, verapamil, diltiazem, nicardipine.



  • ACE Inhibitors
Bekerja pada RAAS ; obat golongan ini memiliki sifat sebagai inhibitor kompetitif dengan enzim Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Dengan pemberian obat ini, enzim ACE yang tadinya berfungsi mengubah angiotensin I (inaktif) menjadi angiotensin II (aktif), tidak berfungsi lagi. Dengan demikian hormon aldosteron, yang merupakan produk akhir angiotensin II yang dapat meningkatkan tekanan darah, akan berkurang kadarnya. Contoh obat: captopril, ramipril, enalapril, imidapril, perindopril.
  • Angiotensin Receptor Blockers
Mekanisme kerjanya juga melibatkan RAAS, namun obat ini bekerja langsung pada reseptor angiotensin II sehingga angiotensin II tidak dapat memperlihatkan efek vasokonstriksinya terhadap pembuluh darah. Contoh obat: irbesartan, candesartan, losartan, telmisartan, valsartan.
2.      TEKANAN DARAH RENDAH (HIPOTENSI)
Tekanan darah rendah adalah keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi. Seseorang yang memiliki tekanan darah yang rendah umumnya tidak mampu untuk berdiri dan atau duduk terlalu lama, karena akan timbul rasa pusing ketika ia beranjak dari posisi sebelumnya, contoh ketika duduk terlalu lama, lalu langsung berdiri tekanan darah akan memacu jantung lebih cepat secara tiba-tiba, tekanan darah akan meningkat secara cepat kemudian kepala terasa kunang-kunang atau pusing, bahkan beberapa diantaranya sampai menimbulkan pingsan. Seseorang yang mempunyai tekanan darah rendah membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengembalikan tekanan darah kembali normal.
Tekanan darah rendah yang sangat berat memiliki hubungan yang sangat erat dengan shock. Ketika seseorang mengalami shock, tekanan darah akan mengalami penurunan atau rendah yang mengakibatkan aliran oksigen ke organ utama pada tubuh tidak dapat terkendali secara optimal, terutama pada otak. Bila aliran darah pada otak, tak mampu berjalan dengan normal maka timbul gejala seperti pusing, mengantuk dan kebingungan.
Gejala atau ciri dari tekanan darah rendah pada mereka yang berusia muda mungkin belum terlihat secara signifikan atau pada saat awal terkena shock, namun pada mereka yang berusia lanjut atau tua yang mengalami tekanan darah akan tampak gejala seperti terlihat orang yang kebingungan.
Seseorang yang sering mengalami shock berat hingga pingsan akan memberikan dampak negatif hingga kehilangan tingkat kesadaran, meskipun gejala shock yang terjadi bervariasi. Tekanan darah rendah yang mengakibatkan shock disebabkan oleh volume darah dalam tubuh rendah (kehilangan banyak darah) sehingga jantung melemahkan fungsi kerjanya (gagal jantung).
Ciri-ciri dari tekanan darah yang menimbulkan shock yang mudah dikenal dan terlihat :
1. Kulit menjadi berkeringat dan keluar keringat dingin
2. Kepala menjadi pusing
3. Jalannya denyut nadi terkadang cepat dan terkadang lemah
4. Bernapas dengan sangat cepat
5. Ketika pembuluh darah sedang ber-relaksasi dari shock, kemudian awalnya seseorang akan merasakan rasa hangat dan memerah, kulit akan menjadi dingin dan berkeringat, kemudian timbul rasa kantuk yang begitu hebat tidak tertahan. Namun disaat inilah jantung dan tekanan darah akan kebali normal.

*    Pemicu
*      -Dehidrasi karena kurang minum, demam, diare hebat dan muntah.
*      -Mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, obat jantung, antidepresi, obat disfungsi ereksi, atau obat untuk parkinson. Penggunaan obat diuretik secara berlebihan, misalnya pil pelangsing.
*      -Mengalami anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat, gangguan endokrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah rendah).
*      -Terlalu lama terpapar udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena sakit, usia makin tua.




BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Sedangkan hipotensi adalah keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi
B.SARAN
Mengingat pentingnya kesehatan, terutama dalam mengetahui kondisi tubuh baik dalam keadaan sehat maupun sakit sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
















DAFTAR PUSTAKA


Anderson, Paul D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Betz, Cecily L, dkk.2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Gunawan, Lany.2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius
RN, Potter.1996. Pengkajian Kesehatan. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel.2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

http://tekanandarahnormal.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar