Minggu, 21 Februari 2016

askep penyakit tumor laring

Tugas KMB II
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
TUMOR LARING
STIKA1
Oleh Kelompok 4 :

1.      MUHAMMAD RIDWAN                       912 312 906 105.044
2.      YENI KARLINA                                                912 312 906 105.109
3.      LINI FATMAWATI                                912 312 906 105.102
4.      MELTRI IRMANINGSIH                      912 312 906 105.084
5.      IPHAM PUADI                                       912 312 906 105.
6.      EKOSANTIKA                                        912 312 906 105.
7.      ALBINDO                                                           912 312 906105.088


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
TUMOR LARING


A.    PENGERTIAN

Laring, atau kotak suara (voicebox), adalah organ pada leher manusia yang melindungi trakea dan terlibat dalam produksi suara. Laring mengandung pita suara (vocal cord) dan berada pada daerah di mana rongga atas terpisah menjadi trakea dan esofagus. Struktur laring umumnya terdiri dari tulang rawan yang diikat oleh ligamen dan otot.
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam.

B.     ETIOLOGI

Penyebab tumor laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang – orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya tumor laring. Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok ,alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a.   Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
b.   Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang  mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri  yang sering terdapat pada makanan laut yang  tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis, tepung) yang diproses secara berlebihan.

c.   Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.

C. CONTOH KASUS
Seorang pria berumur 48 tahun dirawat di ruangan THT dengan keluhan sesak, tenggorokan sakit dan terdesak saat makan. Lima tahun yang lalu pasien pernah menderita TBC. Setelah di kaji pasien sesak,stridor positip,foto servikal : soft tissu mass colli dengan penyempitan trakea. Foto thorax : bekas KP dan Bronchitis. TTV saat ini TD : 130/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 36°C, P : 20x/menit. Saat ini suara pasien samar-samar/parau dan pasien susah untuk berkomunikasi kadang pasien menggunakan bahasa isyarat.

D.  PATOFISIOLOGI
Tumorlaring yang terbataspada pita suaratumbuhperlahankarenasuplailimfatik yang jarang.Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring.

Ø  Pathway
Faktor predisposisi
(Alkohol, rokok, radiasi)

Proliferasi sel laring

Diferensiasi buruk sel laring

Tumor laring


Plica vokalis                               Menekan/mengiritasi          Obstruksijalan
                                                            Serabut saraf                           nafas

Suara parau                                Nyeri dipersepsikan    mengiritasi sel
                                                                                                            laring

Afonia                         Nyeri                           akumulasi
                                                                                                sekret

Gangguan komunnikasi                                                 Bersihan jalan nafas
Verbal                                                                                        tidak efektif


E. PENGKAJIAN
·         Biodata
-          Nama                     :  Mr.X
-          Umur                     :  48 Tahun
-          Jenis Kelamin        :  Laki-laki
·         DO (TTV)
-          TD : 130/70 mmHg
-          N  : 88x/menit
-          S   : 36°C
-          P   : 20x/menit
·         DS
-          Klien mengeluhkan sesak, tenggorokan sakit, dan tersedak saat makan.
·         Riwayat penyakit
-          Riwayat penyakit dahulu : lima tahun lalu pasien pernah menderita TBC
·         Keluhan utama
-          Klien mengeluhkan sesak, tenggorokan sakit.
·         Pemeriksaan fisik
-          Foto servikal : soft tissu mass colli dengan penyempitan trakea.
-          Foto thorax : bekas KP dan Bronchitis.
-           
F. DIAGNOSA
-         Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan afonia
-         Nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
-         Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekret yang berlebihan

G. INTERVENSI

v  Diagnosa 1 : Gangguan komunikasi verbal b/d afonia
-       Kriteria hasil : pasien/klien mampu mengkomunikasikan kebutuhannya
dengan baik.
-          Intervensi & Rasional
a.      Kaji kemampuan baca klien
R/ Untuk membuat Perencanaan dan terciptanya cara-cara komunikasi yang baik dan sesuai.
b.     Berikan cara-cara komunikasi meliputi kertas dan pensil, papan gambar, papan tulis, alat papan komunikasi elektrik atau alat lainnya yang mendukung
R/ Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi
c.      Bantu pasien dengan latihan untuk meningkatkan kualitas suara, nada, dan volume suara
R/ Meningkatkan fonasi yang terpengaruh pada pasien dengan tumor laring.
d.     Anjurkan penggunaan laring buatan dengan mendengarkan secara aktif
R/ Meningkatkan mekanisme wicara
e.      Letakkan bel dalam jangkauan klien setiap saat
R/ Memberikan metode untuk memanggil dan meminta pertolongan jika diperlukan
f.      Kolaborasi dengan rehabilitasi suara (voice rehabilitation)
R/ Memberika therapi berbicara/bersuara sehingga dapat berkomunikasi secara verbal.

v  Diagnosa 2 : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
-          Kriteria hasil : Rasa nyeri bisa teratasi
-          Intervensi & Rasional
a.       Tentukan riwayat nyeri, misal : lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (skala 1-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.
R/  Pengalaman nyeri adalah individu atau digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.
b.      Bimbing pasien dalam penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misal : teknik relaksasi) tertawa, musik dan sentuhan teraupetik.
R/ Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
c.       Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.
R/  Rencana terorganisir mengembangkan kesempatan untuk kontrol nyeri terutama nyeri kronis, pasien atau orang terdekat harus aktif menjadi partisipasi dalam manajemen nyeri.
d.      Kolaborasi untuk pemberian analgetik. (mis. Morfin, metadon atau campuran narkotik intravena khusus).
R/ Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda-beda. Catatan : adiksi/ketergantungan obat bukan masalah.

v  Diagnosa 3 : Bersihan jalan napas tak efektif b/d sekret yang berlebihan
-          Kriteria hasil :  -             Pola napas klien efektif
-            Memperlihatkan kepatenan jalan napas dengan bunyi napas bersih/jelas.
-          Intervensi & Rasionalisai
a.       Awasi frekuensi/kedalaman pernapasan catat kemudahan bernafas. Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan,dispea, terjadinya sianosis
R/ Perubahan pada pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan dan atau adanya ronkhi/mengi diduga ada retensi sekret.
b.      Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misal : peninggian kepala tempat tidur 30-45
R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi, namun pasien dengan infiltrasi tumor ke trakhea akan mencari posisi yang mudah untuk bernafas.
c.       Dorong menelan, bila pasien mampu
R/ Mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan resiko aspirasi. Catatan: menelan terganggu bila epiglotis diangkat dan atau edema pasca operasi
d.      Dorong batuk efektif dan napas dalam
R/ Memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan
Pengumpulan sekret/adanya atelektasis dapat menyebabkan pneumonia yang memerlukan terapi lebih lanjut.
e.       Kolaborasi untuk therapi & pembedahan
R/ Menentukan intervensi yang lebih spesifik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar