Tugas
KMB II
ASUHAN
KEPERAWATAN PENYAKIT
TUMOR
LARING
Oleh
Kelompok 4 :
1. MUHAMMAD RIDWAN 912
312 906 105.044
2. YENI KARLINA 912 312 906 105.109
3. LINI FATMAWATI 912
312 906 105.102
4. MELTRI IRMANINGSIH 912
312 906 105.084
6. EKOSANTIKA 912 312
906 105.
7. ALBINDO 912 312
906105.088
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2015
ASUHAN
KEPERAWATAN PENYAKIT
TUMOR LARING
A. PENGERTIAN
Laring,
atau kotak suara (voicebox), adalah organ
pada leher manusia yang melindungi trakea dan terlibat dalam produksi suara. Laring mengandung pita suara (vocal cord)
dan berada pada daerah di mana rongga atas terpisah menjadi trakea dan esofagus. Struktur laring umumnya terdiri dari tulang rawan yang diikat oleh ligamen dan otot.
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak
normal/abnormal yang terbatas
pada
pita suara yang bertumbuh
perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus
piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam.
B. ETIOLOGI
Penyebab tumor laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol
merupakan kelompok
orang – orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya tumor laring. Penelitian
epidemiologic menggambarkan
beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok ,alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a. Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut,
laring (pita suara), dan
kandung kemih darah, seperti
Leukemia.
b. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis, tepung) yang diproses secara berlebihan.
c. Virus
Virus
yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein-Bar
(di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di
China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
C. CONTOH
KASUS
Seorang pria berumur 48 tahun
dirawat di ruangan THT dengan keluhan sesak, tenggorokan sakit dan terdesak
saat makan. Lima tahun yang lalu pasien pernah menderita TBC. Setelah
di kaji pasien sesak,stridor positip,foto servikal : soft tissu mass colli dengan
penyempitan trakea. Foto thorax : bekas KP dan Bronchitis. TTV saat ini TD :
130/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 36°C, P : 20x/menit. Saat ini suara pasien
samar-samar/parau dan pasien susah untuk berkomunikasi kadang pasien
menggunakan bahasa isyarat.
D. PATOFISIOLOGI
Tumorlaring yang
terbataspada pita suaratumbuhperlahankarenasuplailimfatik yang jarang.Di tempat manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan
sinus-sinus piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada
jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar
limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat
atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara
serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada
saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara )
pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda
metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher,
nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran
kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy
dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring.
Ø
Pathway
Faktor predisposisi
(Alkohol,
rokok, radiasi)
Proliferasi
sel laring
Diferensiasi
buruk sel laring
Tumor laring
Plica vokalis Menekan/mengiritasi
Obstruksijalan
Serabut
saraf nafas
Suara parau Nyeri
dipersepsikan mengiritasi sel
laring
Afonia Nyeri akumulasi
sekret
Gangguan komunnikasi Bersihan
jalan nafas
Verbal tidak
efektif
E. PENGKAJIAN
·
Biodata
-
Nama : Mr.X
-
Umur : 48 Tahun
-
Jenis Kelamin :
Laki-laki
·
DO (TTV)
-
TD : 130/70 mmHg
-
N : 88x/menit
-
S : 36°C
-
P : 20x/menit
·
DS
-
Klien mengeluhkan sesak,
tenggorokan sakit, dan tersedak saat makan.
·
Riwayat penyakit
-
Riwayat penyakit dahulu
: lima tahun lalu pasien pernah menderita TBC
·
Keluhan utama
-
Klien mengeluhkan
sesak, tenggorokan sakit.
·
Pemeriksaan fisik
-
Foto servikal : soft
tissu mass colli dengan penyempitan trakea.
-
Foto thorax : bekas KP
dan Bronchitis.
-
F. DIAGNOSA
- Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan afonia
- Nyeri
berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
- Bersihan
jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekret yang berlebihan
G. INTERVENSI
v
Diagnosa 1 : Gangguan komunikasi verbal b/d afonia
- Kriteria
hasil : pasien/klien mampu mengkomunikasikan kebutuhannya
dengan baik.
-
Intervensi & Rasional
a. Kaji kemampuan
baca klien
R/ Untuk
membuat Perencanaan dan terciptanya cara-cara komunikasi yang baik dan sesuai.
b. Berikan cara-cara
komunikasi meliputi kertas dan pensil, papan gambar, papan tulis, alat papan
komunikasi elektrik atau alat lainnya yang mendukung
R/
Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi
c. Bantu pasien
dengan latihan untuk meningkatkan kualitas suara, nada, dan volume suara
R/
Meningkatkan fonasi yang terpengaruh pada pasien dengan tumor laring.
d. Anjurkan penggunaan
laring buatan dengan mendengarkan secara aktif
R/
Meningkatkan mekanisme wicara
e. Letakkan bel
dalam jangkauan klien setiap saat
R/
Memberikan metode untuk memanggil dan meminta pertolongan jika diperlukan
f. Kolaborasi
dengan rehabilitasi suara (voice rehabilitation)
R/ Memberika
therapi berbicara/bersuara sehingga dapat berkomunikasi secara verbal.
v
Diagnosa 2 : nyeri b/d penekanan
serabut syaraf oleh sel-sel tumor
-
Kriteria hasil : Rasa nyeri bisa
teratasi
-
Intervensi & Rasional
a.
Tentukan riwayat nyeri, misal :
lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (skala 1-10) dan tindakan
penghilangan yang digunakan.
R/ Pengalaman nyeri adalah individu atau
digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.
b.
Bimbing pasien dalam penggunaan
keterampilan manajemen nyeri (misal : teknik relaksasi) tertawa, musik dan
sentuhan teraupetik.
R/ Meningkatkan
relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
c.
Kembangkan rencana manajemen nyeri
dengan pasien dan dokter.
R/ Rencana terorganisir mengembangkan kesempatan
untuk kontrol nyeri terutama nyeri kronis, pasien atau orang terdekat harus
aktif menjadi partisipasi dalam manajemen nyeri.
d.
Kolaborasi untuk pemberian
analgetik. (mis. Morfin, metadon atau campuran narkotik intravena khusus).
R/ Nyeri
adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda-beda.
Catatan : adiksi/ketergantungan obat bukan masalah.
v
Diagnosa 3 : Bersihan jalan napas
tak efektif b/d sekret yang berlebihan
-
Kriteria hasil : - Pola napas klien efektif
-
Memperlihatkan kepatenan jalan napas
dengan bunyi napas bersih/jelas.
-
Intervensi & Rasionalisai
a.
Awasi frekuensi/kedalaman pernapasan
catat kemudahan bernafas. Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan,dispea,
terjadinya sianosis
R/ Perubahan
pada pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan dan atau adanya
ronkhi/mengi diduga ada retensi sekret.
b.
Kaji pasien untuk posisi yang
nyaman, misal : peninggian kepala tempat tidur 30-45
R/
Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan
gravitasi, namun pasien dengan infiltrasi tumor ke trakhea akan mencari posisi
yang mudah untuk bernafas.
c.
Dorong menelan, bila pasien mampu
R/ Mencegah
pengumpulan sekret oral menurunkan resiko aspirasi. Catatan: menelan terganggu
bila epiglotis diangkat dan atau edema pasca operasi
d.
Dorong batuk efektif dan napas dalam
R/
Memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan napas dan membantu mencegah
komplikasi pernafasan
Pengumpulan
sekret/adanya atelektasis dapat menyebabkan pneumonia yang memerlukan terapi
lebih lanjut.
e.
Kolaborasi untuk therapi &
pembedahan
R/
Menentukan intervensi yang lebih spesifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar